Menkeu: Pemerintah Fokus Investasi Pada Pembangunan SDM

By Admin

nusakini.com--Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia fokus pada investasi di pemberdayaan sumber daya manusia. 

Hal ini disampaikan Menkeu saat menjadi keynote speaker pada acara Gala Dinner Ulang Tahun AMINEF ke-25 dan Fulbright ke-65 di Indonesia di the Energy Building, Jl. Sudirman, Jakarta, Rabu  (15/11). 

“Pendidikan dan kesehatan sangat penting. Dari sisi pendidikan, konstitusi kita memberi mandat kepada Pemerintah Indonesia untuk mengalokasikan setidaknya 20% APBN kita, spending kita bagi sektor pendidikan,” jelas Menkeu. 

Dalam kesempatan ini, Menkeu yang juga mencontohkan bahwa Pemerintah Indonesia sejak lebih dari 10 tahun lalu, memberikan perhatian yang serius untuk berinvestasi di sektor pendidikan, hal ini terlihat dari jumlah alokasi anggaran pendidikan pada APBN. 

“Kita telah melakukan itu (investasi di SDM) lebih dari 10 tahun. Jumlah uang yang dialokasikan untuk sektor pendidikan akan mencapai Rp440 triliun. Hal ini merupakan salah satu alokasi dana terbesar (dari komponen APBN) di negara ini,” kata Menkeu. 

Namun, Menkeu juga mengingatkan bahwa bukan hanya jumlah uang yang dialokasikan untuk pendidikan. Tetapi yang juga penting adalah bagaimana cara menggunakan uang tersebut dengan tepat sehingga bisa memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. 

“Tantangan bagi kita bukan tentang (jumlah) uang, tapi bagaimana kita bisa menggunakan sumber-sumber secara paling efektif, dengan kualitas yang lebih baik untuk sungguh-sungguh mampu menciptakan dan mendukung upaya peningkatan kualitas bagi generasi muda khususnya,” jelas Menkeu. 

Menurutnya, hal yang sama juga berlaku untuk untuk sektor kesehatan sebagai bagian penting bagi pemberdayaan SDM di Indonesia. 

“Di sektor kesehatan, sebagai tambahan dari (solusi) atas masalah stunting (gizi buruk) yang telah saya sampaikan sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan program asuransi kesehatan nasional. Kita sudah jalankan ini selama 4 tahunan, sehingga kita bisa melihat masih banyak masalah. Tapi ini adalah masalah yang baik (good problems). Ini bukan masalah yang kita tidak punya ide untuk menanganinya, tidak punya sumber daya, namun ini masalah bagaimana kita menanganinya untuk mencapai tujuan sehingga ini saya sebut sebagai good problems,” pungkasnya. (p/ab)